Uji provokasi bronkus dengan histamin, metakolin, latihan atau olahraga, udara kering dan dingin, atau dengan salin hipertonik sangat menunjang diagnosis asma pada anak.
- Pengukuran petanda inflamasi saluran nafas non-invasif
Dapat dilakukan dengan cara memeriksa eosinofil sputum (dahak) dan mengukur kadar NO ekshalasi.
- Penilaian status alergi
Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan faktor risiko atau pencetus asma.
Pada serangan asma berat, pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah analisis gas darah (AGD) dan foto rontgen toraks proyeksi anterior-posterior (AP). Pada AGD dapat dijumpai peningkatan pCO2 dan rendahnya pO2 (hipoksemia).
Diagnosis Banding
Asma pada anak dapat didiagnosis banding dengan:
- GER
- rinosinobronkitis
- OSAS
- fibrosis kistik
- primary cilliary dyskinesis
- benda asing
- vocal cord dysfunction
Penatalaksanaan
A. Terapi Medikamentosa- Pada serangan asma ringan, diberikan obat pereda (reliever) berupa beta agonis secara inhalasi/oral, atau adrenalin 1/1000 subkutan 0,01 ml/kg berat badan/kali dengan dosis maksimal 0,3 ml/kali.
- Pada serangan asma sedang, diberikan obat seperti di atas ditambah dengan pemberian oksigen, cairan intravena, kortikosteroid oral, dan dirawat di ODC (one day care) atau ruang rawat sehari.
- Pada serangan asma berat, selain obat di atas, dilakukan pemberian aminofilin secara inisial dan rumatan. Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena. Steroid oral dengan dosis 1-2 mg/kg berat badan/hari dibagi 3 diberikan selama 3-5 hari. Steroid yang dianjurkan adalah prednison dan prednisolon
0 komentar:
Posting Komentar