Anak tampak sesak saat berbicara.
- Kesadaran: biasanya irritable.
- Ada pulsus paradoksus (10-20 mmHg)
- SaO2 % sebesar 91-95%.
- PaO2 > 60 mmHg.
- PaCO2 < 45 mmHg
* Pada serangan asma berat tanpa disertai ancaman henti nafas:
- Anak tampak sesak saat beristirahat.
- Pada bayi: tidak mau minum/makan.
- Posisi anak: duduk bertopang lengan.
- Dapat berbicara dengan kata-kata.
- Kesadaran: biasanya irritable.
- Terdapat sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa).
- SaO2 % sebesar < 90 %.
- PaO2 < 60 mmHg.
- PaCO2 > 45 mmHg
* Pada serangan asma berat disertai ancaman henti nafas:
- Kesadaran: kebingungan.
- Nyata terdapat sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa).
- Frekuensi nadi: lambat (bradikardi).
- Tidak ada pulsus paradoksus; tanda kelelahan otot nafas.
Pedoman nilai baku frekuensi nafas pada anak sadar:
Usia Frekuensi nafas normal
1 – 5 tahun < 40 x / menit
6 – 8 tahun < 30 x / menit
- Pada bayi: menangis pendek dan lemah, sulit menyusu/makan.
- Posisi anak: lebih suka duduk.
- Dapat berbicara dengan kalimat yang terpenggal/terputus.- Kesadaran: biasanya irritable.
- Tidak ada sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa).
- Mengi nyaring, sepanjang ekspirasi ± inspirasi.- Biasanya menggunakan otot bantu pernafasan.
- Retraksi interkostal dan suprasternal, sifatnya sedang.- Frekuensi nafas: cepat (takipnea).
- Frekuensi nadi: cepat (takikardi).- Ada pulsus paradoksus (10-20 mmHg)
- SaO2 % sebesar 91-95%.
- PaO2 > 60 mmHg.
- PaCO2 < 45 mmHg
* Pada serangan asma berat tanpa disertai ancaman henti nafas:
- Anak tampak sesak saat beristirahat.
- Pada bayi: tidak mau minum/makan.
- Posisi anak: duduk bertopang lengan.
- Dapat berbicara dengan kata-kata.
- Kesadaran: biasanya irritable.
- Terdapat sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa).
- Mengi sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop sepanjang ekspirasi dan inspirasi.
- Menggunakan otot bantu pernafasan.
- Retraksi interkostal dan suprasternal, sifatnya dalam, ditambah nafas cuping hidung.
- Frekuensi nafas: cepat (takipnea).
- Frekuensi nadi: cepat (takikardi).
- Ada pulsus paradoksus (> 20 mmHg)- SaO2 % sebesar < 90 %.
- PaO2 < 60 mmHg.
- PaCO2 > 45 mmHg
* Pada serangan asma berat disertai ancaman henti nafas:
- Kesadaran: kebingungan.
- Nyata terdapat sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa).
- Mengi sulit atau tidak terdengar.
- Penggunaan otot bantu pernafasan: terdapat gerakan paradoks torakoabdominal.
- Retraksi dangkal/hilang.
- Frekuensi nafas: lambat (bradipnea).- Frekuensi nadi: lambat (bradikardi).
- Tidak ada pulsus paradoksus; tanda kelelahan otot nafas.
Pedoman nilai baku frekuensi nafas pada anak sadar:
Usia Frekuensi nafas normal
< 2 bulan < 60 x / menit
2 – 12 bulan < 50 x / menit1 – 5 tahun < 40 x / menit
6 – 8 tahun < 30 x / menit
Pedoman nilai baku frekuensi nadi pada anak:
Usia Frekuensi nadi normal
2 – 12 bulan < 160 x / menit
1 – 2 tahun < 120 x / menit
3 – 8 tahun < 110 x / menit
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan fungsi paru-paru
Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan peak expiratory flow rate (PEFR) atau arus puncak ekspirasi (APE), pulse oxymetry, spirometri, muscle strength testing, volume paru absolut, kapasitas difusi.
Pada uji fungsi jalan nafas, hal terpenting adalah melakukan manuver ekspirasi paksa secara maksimal. Pengukuran dengan manuver ini yang dapat dilakukan pada anak > 6 tahun adalah forced expiratory volume in 1 second (FEV1)dan vital capacity (VC) dengan spirometer serta pengukuran peak expiratory flow (PEF) atau arus puncak ekspirasi (APE) dengan peak-flow meter.
Pada Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2004, untuk mendukung diagnosis asma anak, dipakai batasan:
- Variabilitas PEF atau FEV1> 15%,
- Kenaikan PEF atau FEV1> 15% setelah pemberian inhalasi bronkodilator,
- Penurunan PEF atau FEV1> 20% setelah provokasi bronkus.
Penilaian variabilitas sebaiknya dilakukan dengan mengukur selama > 2 minggu.
0 komentar:
Posting Komentar